Saya seorang gadis yang taat beragama. Alhamdulillâh, saya rajin melakukan puasa sunnah dan shalat sunnah, tidak biasa menonton televisi, memakai hijab islami ketika keluar rumah, tidak membuka hijab kepada selain mahram, selalu bersegera melakukan amal kebaikan dan dakwah, melaksanakan shalat malam, dan biasa mengkhatamkan Al-Quran kira-kira dua kali dalam sebulan.
Permasalahan saya adalah saya sangat tertarik kepada laki-laki. Saya ingin menikah agar dapat menjaga diri saya, tetapi keluarga saya telah menyia-nyiakan kesempatan menikah bagi saya. Sekarang, usia saya sudah 30 tahun. Saya sangat ingin menikah dan membangun keluarga yang sakinah di bawah naungan Islam. Saya selalu menahan diri dari terjatuh ke dalam perbuatan maksiat, tetapi saya tidak mampu mengalahkan diri saya. Saya telah mencoba semua cara, namun tetap tidak ada hasilnya. Saya takut jika saya mendapat murka Allah.
Solusi satu-satunya untuk masalah saya ini adalah menikah, tetapi saya sekarang semakin tua. Kesempatan untuk menikah sangat sedikit atau hampir tidak mungkin. Mohon bantu saya, semoga Allah membalas kebaikan Anda dengan limpahan pahala.
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Kami berdoa semoga Allah—Subhanahu wa Ta`ala—memudahkan setiap kesulitan kita dan menunaikan setiap kebutuhan kita, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Memberi.
Dengan ini, kami sampaikan beberapa saran kepada saudari:
Pertama: Hendalah Anda mensyukuri nikmat Allah—`Azza wajalla—yang diberikan-Nya kepada Anda, karena Allah telah menunjuki Anda kepada keimanan dan mengaruniakan keistiqamahan kepada Anda. Ini semua merupakan salah satu nikmat teragung yang patut disyukuri, namun banyak orang yang melalaikannya.
Kedua: Jangan berputus asa dari rahmat Allah—`Azza wajalla, karena Allah—`Azza wajalla—Mahakuasa atas apa yang dikehendaki-Nya. Ketika Malaikat datang kepada Nabi Ibrahim membawa kabar gembira tentang anak yang akan diperolehnya, Ibrahim berkata kepada mereka (yang artinya): "Apakah kalian memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kalian kabarkan ini?' Mereka menjawab: 'Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang berputus asa'. Ibrahim berkata: 'Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya kecuali orang-orang yang sesat'." [QS. Al-Hijr: 54-56]
Anda harus berbaik sangka kepada Allah, rajin berdoa, dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai amal shalih, karena seringkali kabar gembira itu datang ketika rasa putus asa dan kesusahan menghimpit seorang hamba. Seorang penyair mengatakan:
"Cobaan itu membuat sempit,
Namun tatkala himpitannya semakin kuat.
Tiba-tiba jalan keluar terbuka,
Padahal sebelumnya aku mengira tidak bisa keluar darinya."
Ketiga: Bersabarlah menghadapi cobaan dan ujian, karena Allah—`Azza wajalla—menguji seorang hamba untuk melihat kesabarannya. Ada kalanya, Allah menguji dengan sesuatu yang tidak disukai; dan ada kalanya pula Allah menguji dengan kehilangan sesuatu yang dicintai. Seorang hamba harus bersabar dalam dua keadaan tersebut. Allah bersama orang-orang yang bersabar. Kebersamaan Allah ini mengandung makna cinta-Nya, pertolongan-Nya, dan dukungan-Nya kepada mereka. Kami berdoa semoga Allah—`Azza wajalla—mengaruniakan kesabaran ini kepada kita semua. Nabi kepada kita semua kepada kita semua bersabda, "Tidaklah seseorang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Keempat: Anda harus mengetahui bahwa dunia dengan segala isinya, baik berupa kesusahan maupun kenikmatan, tidak sebanding dengan satu detik saja kehidupan Akhirat. Rasullullah pernah bersabda, "Kelak (di Akhirat) akan didatangkan seorang yang paling bahagia di dunia, dan ia ketika itu menjadi penghuni Neraka. Kemudian ia ditenggelamkan ke dalam Neraka, lalu Allah berfirman kepadanya: 'Wahai Fulan, apakah engkau pernah merasakan suatu kenikmatan sebelum ini?' Ia menjawab: 'Tidak, aku tidak pernah merasakan kenikmatan sama sekali'. Kemudian didatangkan seorang penduduk dunia yang paling menderita, dan ia ketika itu menjadi penghuni Surga. Kemudian ia pun di masukkan ke dalam Surga, lalu Allah bertanya kepadanya: 'Wahai Fulan, apakah engkau pernah merasakan suatu penderitaan sebelum ini?' Ia menjawab: 'Tidak, aku tidak pernah merasakan penderitaan sedikit pun'."
Anda harus mengingat saat-saat yang digambarkan dalam hadits ini; berusaha menjauhi bisikan Syetan; serta takut terjatuh ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah—`Azza wajalla. Boleh jadi kematian akan datang dengan cepat. Jika seseorang menjadi hamba yang baik, maka semua penderitaan dunia pun hilang dari dirinya ketika itu, dan ia pun berpindah kepada kenikmatan Akhirat yang abadi dan tidak pernah terputus. Semoga Allah menyampaikan kita kepada kenikmatan tersebut.
Kelima: Anda harus memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri Anda di dunia dan Akhirat, sehingga tidak terlena dengan bisikan nafsu dan godaan-godaan Syetan. Seorang penyair berkata: "Sesungguhnya masa muda, waktu kosong, dan kekayaan (dapat menimbulkan) kerusakan yang luar biasa bagi seseorang."
Inilah yang dapat kami sampaikan kepada Anda, Saudari penanya. Kami hanya mampu mendoakan Anda. Kami berdoa semoga Allah—`Azza wajalla—meneguhkan hati kita semua, menyempurnakan semua urusan kita, serta memperbaiki agama dan dunia kita.
Wallahu a`lam.
Anda dapat mencari fatwa melalui banyak pilihan